Murobbi adalah seorang dai yang membina mutarobbi dalam
halaqah. Ia bertindak sebagai qiyadah (pemimpin), ustadz (guru), walid (orang
tua), dan shohabah (sahabat) bagi mutarobbinya. Dengan kompleksnya fungsi
seorang murobbi maka menjadi sangat penting bahwa seorang murobbi harus menjadi
idaman setiap mutarobbinya. Lalu seperti apakah murobbi idaman itu? Memang
setiap orang mempunyai tipenya masing-masing, memiliki harapannya
masing-masing, tapi setidaknya ada beberapa kriteria seorang Murobbi idaman
menurut pendapat saya, diantaranya:
1. Pandai
membuat dan menguasai suasana
Keterampilan ini sangat penting dalam upaya membangun
suasana yang menyenangkan bagi semua orang yang ada dalam lingkaran halaqoh. Dengan
begitu, akan meningkatkan ketertarikan mutarobbi terhadap seorang murobbi
sehingga mutarobbi akan lebih mudah untuk diberi suatu pemahaman tentang materi
tertentu. Suasana yang hidup bisa membawa aura positif untuk membangkitkan
semangat semua orang yang ada dalam halaqoh tersebut. Hal inilah yang akan
membuat seorang murobbi untuk selalu rajin berangkat halaqoh dan tidak
mengantuk saat penyampaian materi.
Penguasaan suasana juga perlu dikuasai oleh seorang murobbi,
misalnya saja ada mutarobbi yang sedang sedih, maka sudah tentu murobbi harus
mengusahakan untuk mencairkan suasana supaya mutarobbi bisa tersenyum kembali
saat halaqoh.
2. Pandai
Mengajar dan Membimbing
Setiap orang memiliki karakter yang berbeda, oleh karena itu
diperlukan suatu penanganan yang berbeda pula. Karena seorang murobbi memiliki
tanggungjawab untuk membina mental, rohani dan bahkan fisik mutarobbinya, maka
memberikan bimbingan dalam segala hal harus dilakukan oleh seorang murobbi.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu komunikasi yang intens untuk selalu mengecek
keadaan rohani dan jasmani mutarobbinya.
Cara pengajaran yang kreatif dan tidak materialistik (selalu
mendektekan suatu materi) perlu diperhatikan. Hal ini untuk menghindari
perasaan bosan mengikuti halaqoh. Misalnya saja, ketika materi tadabur alam
maka bisa dilakukan dengan langsung pergi menikmati keindahan alam sehingga
bisa meninggalkan bekas yang lebih mengena dari pada pemberan materi. Saat itu
juga bisa disisipkan materi tentang makrifatullah.
Misalnya saja juga, ketika materi Makrifatulrosul, maka bisa
dilakukan dengan pemberian shiroh nabi dan pemutaran video. Pengajaran dan
pembimbingan yang inspiratif perlu usahakan oleh seorang murobbi supaya bisa
mengena dan menyentuh hati mutarobbinya.
3. Pandai
Bergaul
Kemampuan bergaul sangat penting bagi seorang murobbi.
Karena dengan kemampuan inilah, seorang murobbi bisa mengambil hati mutarobbi.
Kemampuan murobbi yang mudah bergaul bisa menjadi nilai plus baginya. Seorang
murobbi yang mudah bergaul dan cenderung supel akan membuat nyaman
mutarobbinya, sehingga dengan adanya kedekatan ini maka akan membuat seorang
mutarobbi tidak malu-malu untuk menceritakan permasalahan yang dialaminya,
menanyakan tentang berbagai hal yang belum diketahui dan berdiskusi
menyampaikan pendapatnya. Inilah yang perlu dibangun, karena seorang murobbi
harus bisa masuk dan mengenal dekat mutarobbinya. Beda dengan seorang ustadz
yang tidak harus mengenal semua jamaahnya.
Hubungan murobbi dan mutarobbi bisa disebut dengan
kakak-adik atau bahkan teman, namun disini seorang murobbi harus tetap menjadi
nahkoda dalam memutuskan setiap arah dari halaqoh yang dibimbingnya.
4. Memiliki
Pengetahuan Luas, baik itu Pengetahuan Agama Islam, Politik, Sosial maupun
berbagai macam hal yang berkaitan dengan trend masa kini
Kenapa tidak hanya pengetahuan tentang agama islam? Hal ini
karena kita adalah makhluk sosial yang tidak pernah bisa luput dari hubungan
dan interaksi dengan orang lain. Mengetahui isu politik terbaru, mengetahui
permasalahan sosial yang ada dimasyarakat sekarang dan mengetahui buku bacaan
serta film terbaru juga cukup penting sebagai bagian dari seorang murobbi.
Murobbi harus bisa mencakup segala kebutuhan setiap mutarobbinya yang
berbeda-beda. Menyisipkan berbagai pengetahuan umum akan memberi kesan ringan
terhadap materi yang diberikan. Bukankah setiap mutarobbi memiliki tingkat
pengetahuan islam yang bebeda-beda, sehingga bagi yang belum memiliki rasa
sense of belonging islam bisa tertarik pada materi. Diskusi tentang berbagai
permasalahan yang ada di masyarakat yang dikaitkan dengan agama islam juga
perlu dilakukan, karena dengan adanya suatu permasalahan sosial yang diangkat
maka hal ini tentu akan menambah rasa keingintahuan mutarobbi tentang cara
pandang islam. Secara tidak langsung bisa disisipkan nilai keislaman dalam
setiap diskusi tersebut. Kesimpulan yang tidak menggurui bisa menjadi alat
seorang murobbi untuk mengambil hati mutarobbi.
Selain itu, dengan adanya diskusi tentang isu politik,
sosial dan trend terbaru bisa menambah pengetahuan mutarobbi dan menanamkan
sikap peduli terhadap lingkungan. Bukankan tujuan dari halaqoh untuk meneruskan
tali simpul dakwah? Sehingga dengan adanya kader islam yang berpengetahuan luas
diharapkan bisa mempermudah kader islam untuk terjun kepada masyarakat lain dan
mewarnai masyarakat itu. Hal itu juga akan memberi penilaian positif terhadap
islam.
Misalnya saja, ketika seorang murobbi update tentang
buku/novel terbaru, maka secara tidak langsung murobbi bisa mengambil hati
mutarobbinya yang tertarik dengan buku. Kesan update harus dibangun dalam diri
setiap murobbi supaya mutarobbi memiliki rasa tertarik dengannya.
Murobbi yang menarik hati mutarobbi harus diusahakan. Karena
keberlangsungan suatu halaqoh, sedikit banya ditentukan oleh murobbinya. Tak
sedikit teman saya yang tetap istiqomah dalam halaqoh karena tertarik dengan
murobbinya. Oleh karena pentingnya seorang murobbi maka sudah seharusnya
menyiapkan seorang murobbi yang bisa menjadi idaman. Setidaknya diawal
pertemuan dan diawal pemahaman islam, peran murobbi idaman sangat berpengaruh
pada mutarobbi, namun seiring perjalanan waktu ketika tujuan setiap mutarobbi
telah beralih pada Allah, maka peran murobbi sudah sedikit bisa ditinggalkan.
1 comments:
maaf, bisa minta sumber nya kah,, :)
Post a Comment